2014, Beli
Premium Tak Lagi Gunakan Uang Tunai
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) berencana menerapkan pembayaran e-money pada bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi di stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Untuk itu,
beberapa bank pun akan digandeng.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siwoutomo mengatakan, rencana ini akan dimulai pada 2014. Rencananya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akan bekerja sama dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), atau PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Wakil Menteri ESDM Susilo Siwoutomo mengatakan, rencana ini akan dimulai pada 2014. Rencananya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akan bekerja sama dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), atau PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
"Insya Allah 2014 bisa jalan, dengan bekerja sama bank. Proyek kartu BBM
tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya," jelas dia di Kementerian ESDM,
Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Menurut Susilo, proyek tersebut akan saling melengkapi dengan program pemantauan dan pengendalian yang kini tengah dikerjakan PT Pertamina (Persero) yakni Radio Frequency Identification Devices (RFID). "Nanti ada dua sistem pemantauan yakni dari depo ke SPBU dan kemudian kendaraan oleh Pertamina dan kartu BBM oleh BPH Migas," jelasnya.
Dia menambahkan, rencana ini akan diterapkan untuk seluruh wilayah Indonesia. Namun sebelum diterapkan, akan dilakukan pilot project terlebih dahulu. "Pemerintah akan menguji coba terlebih dahulu pemakaian kartu BBM di Bali, Batam, dan Jabodetabek, lalu akan diberlakukan ke semua wilayah," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pemakaian kartu tersebut bertujuan mengetahui secara pasti penyaluran BBM bersubsidi. Dan kalau kartu BBM sudah diterapkan, maka potensi penyalahgunaan tersebut bisa dicegah.
Menurut Susilo, proyek tersebut akan saling melengkapi dengan program pemantauan dan pengendalian yang kini tengah dikerjakan PT Pertamina (Persero) yakni Radio Frequency Identification Devices (RFID). "Nanti ada dua sistem pemantauan yakni dari depo ke SPBU dan kemudian kendaraan oleh Pertamina dan kartu BBM oleh BPH Migas," jelasnya.
Dia menambahkan, rencana ini akan diterapkan untuk seluruh wilayah Indonesia. Namun sebelum diterapkan, akan dilakukan pilot project terlebih dahulu. "Pemerintah akan menguji coba terlebih dahulu pemakaian kartu BBM di Bali, Batam, dan Jabodetabek, lalu akan diberlakukan ke semua wilayah," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pemakaian kartu tersebut bertujuan mengetahui secara pasti penyaluran BBM bersubsidi. Dan kalau kartu BBM sudah diterapkan, maka potensi penyalahgunaan tersebut bisa dicegah.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/09/13/19/865584/2014-beli-premium-tak-lagi-gunakan-uang-tunai
Pendapat saya mengenai berita tersebut
:
Saya setuju dengan pemerintah akan rencana
itu. Dengan itu maka kemungkinan tidak akan terjadi penyalahgunaan. Cara
tersebut menurut saya efektif. Saya berharap rencana tersebut bisa berjalan
dengan baik.
Dengan dua sistem pemantauan
akan memperketat keamanan penyaluran BBM bersubsidi. Jika masyarakat merespon
dengan baik rencana tersebut, maka bukan tidak mungkin rencana itu dapat
terwujud dan terlaksana dengan baik.
Langkah awal pemerintah juga
baik. Dengan melakukan uji coba terlebih dahulu ke beberapa daerah, berarti
secara tidak langsung meminta persetujuan rakyat. Jika masyarakat setuju
barulah diterapkan ke seluruh wilayah.
Semoga rencana ini dapat
diterima masyarakat agar dapat segera mencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Jika dimulai dengan kejujuran, maka peluang
negara kita untukmaju akan semakin besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar